Prof. Dr Jeffrey Lang Masuk Islam Karena Pertanyaan Malaikat
Saturday, March 21, 2015
Add Comment
Inilah kisah islami yang di alami oleh Prof. Dr Jeffrey Lang ketika menjadi seorang muslim karena beberapa pertanyaan malaikat.
Prof. Dr Jeffrey Lang adalah guru besar Matematika di Universitas Kansas, Amerika Serikat. Pada awalnya ia tak percaya adanya Tuhan. Namun ia terkejut, manakala keraguan-nya sama dengan keraguan para malaikat dalam al-Quran.
Prof. Dr Jeffrey lahir pada tahun 30 Januari 1954 di tengah keluarga yang taat beragama. Ibunya adalah pemeluk agama Katolik Roma yang taat di Bridgeport, Connectirut, Amerika. Namun demikian, selama masih Prof. Dr Jeffrey Lang sering menanyakan hal-hal yang tidak diduga oleh orang tuanya. Dia mulai menanyakan keberadaan Tuhan. Dia juga menanyakan tujuan hidup ini. Ketika bertanya tentang tujuan Tuhan menciptakan manusia di bumi ini. Semua itu dijawab hanya sekedarnya saja, dan tidak memuaskan logika Prof. Dr Jeffrey Lang.
Jika Tuhan itu ada, dan Dia punya belas kasih dan sayang, lalu mengapa ada begitu banyak penderitaan diatas bumi ini? Mengapa Dia tidak memasukkan saja kita semua ke dalam Surga? Mengapa juga Dia menciptakan orang-orang diatas bumi ini dengan berbagai penderitaan?
Hal ini berlarut hingga Prof. Dr Jeffrey Lang menginjak usia remaja. Dia memproters pendeta di sekolah atas keraguan-nya. Ketidakpuasan terhadap jawaban para pemuka agama tentang pertanyaan Prof. Dr Jeffrey Lang. Hal ini lah yang memutuskan beliau untuk menjadi seorang Ateis.
Dalam perjalanan hidupnya Prof. Dr Jeffrey Lang menjadi seorang ateis dari usia 16 tahun sampai 28 tahun. Ketika menjadi seorang ateis, ibu nya sangat lah terkejut. Ibunya menginginkan Prof. Dr Jeffrey Lang menjadi seorang yang taat pada agama. Namun ketika memutuskan untuk menjadi seorang muslim, situasi nya kian menjadi lebih burut. Ibu Prof. Dr Jeffrey Lang tambah tidak setuju.
Pada saat pertama kali menjadi seorang muslim, Prof. Dr Jeffrey Lang mengalami banyak kesulitan bagaimana caranya untuk menyampaikan ke-Islaman dirinya kepada ibunya. Namun demikian Prof. Dr Jeffrey Lang mencoba untuk terus terang. Beberapa hari setelah menjadi seorang muslim, Prof. Dr Jeffrey Lang menelpon ibunya. Ibunya adalah orang pertama yang dikabari secara pribadi oleh Prof. Dr Jeffrey Lang.
Tiga minggu setelah liburan semester, ketika Prof. Dr Jeffrey Lang pulang kerumah, dia berupaya untuk mempertahankan keputusannya. Konsekuensinya dia harus menjelaskan tentang islam kepada ibunya, mulai dari A sampai Z.
Prof. Dr Jeffrey Lang dan ibunya berbicara dari malam hingga jam 5 pagi setiap harinya. Mereka mendiskusikan soal agama. Diskusi tersebut berlangsung selama dua minggu berturut-turut. Tapi akhirnya ibu Prof. Dr Jeffrey Lang menghormati pilihan agama yang di pilih oleh anaknya tersebut.
Satu ketika ibunya berkata "Saya mengerti kenapa kamu menjadi seorang muslim. Tapi maaf, anakku ibumu tidak akan pernah menjadi seorang muslim.
Saya kemudian menjawab : "Saya bahkan tidak menyarankan hal itu, Ibu. Agama adalah sebuah pilihan hidup masing-masing."
Setelah kejadian itu kami setuju untuk melanjutkannya di lain waktu saja. Ibu Prof. Dr Jeffrey Lang malas untuk mendiskusikan soal agama islam. Ibu saya lalu memutuskan "Saya tak mau mendiskusikannya lagi, Nak."
Mendengar ibunya berkata demikian, Prof. Dr Jeffrey Lang akhirnya memutuskan untuk tidak mendiskusikannya lagi. Prof. Dr Jeffrey Lang mengerti apa yang dirasakan oleh ibunya. Jadi keduanya hampir tidak pernah mendiskusikannya lagi. Kecuali ia yang memulainya. Prof. Dr Jeffrey Lang tidak tega membuat ibunya tak mampu untuk membela tentang agamanya
Hidayah Di Surat Sapi :
Ketakjuban pada Islam berawal pada salah satu ayat dalam al-Quran tepatnya ketika Prof. Dr Jeffrey Lang membuka halaman pada surat kedua al-Quran, yang berjudul "Sapi" (al-baqarah), dimulai dengan "Alif laam miim, Itulah kitab yang tak ada keraguan didalamnya, petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa."
Prof. Dr Jeffrey Lang terkejut, terasa seperti ada suara dari langit yang memanggil. Kemudian ia melanjutkan membacanya, serta meminta doa meminta petunjuk meski secara tidak sadar.
"Itu" , meski seharusnya diterjemahkan "Ini", tapi penerjemahannya menulis "Itu" saya senang terjemahannya. Seperti dalam sebuah dialog diri dalam hati :
"Itu"
"Apa? Kitab Ini"
"Kitab Itu"
"Kitab Ini?"
"Kitab Itu! Kitab itu tidak ada keraguan di dalamnya. Petunjuk bagi orang-orang bertakwa, yakni orang memiliki kesadaran dalam beragama". (Q.S Al-Baqarah: 1-2).
Saat itu Prof. Dr Jeffrey Lang terkejut, ia langsung tertarik pada apa yang ditulis di dalamnya. Ia terus membacanya. Pada awal membaca tentang orang yang akan diberi petunjuk. Namun sepertinya itu ditulis untuk orang-orang yang beriman.
Saya merasa aneh jika ada muslim yang berpikir bahwa al-Quran dibacakan bagi orang-orang beriman dan tidak perlu memberitahu bagi non muslim. Menurut dirinya, orang-orang yang tak beriman saja tidak mau mendengarkannya.
Ketika melanjutkan membaca Prof. Dr Jeffrey Lang yakin jika Al-Quran juga ditulis untuk orang-orang tidak beriman. Al-Quran diwahyukan untuk semua orang, artinya al-Quran tidak hanya untuk orang muslim, tapi juga menyindir orang-orang yang berada di luar agama islam.
Prof. Dr Jeffrey Lang merasa bahwa al-Quran berbicara kepadanya, karena dimulai dengan melukiskan siapa para pembacanya. Siapa yang akan mendapat manfaatnya? Siapa yang sedikit mendapat manfaatnya? Siapa orang yang berada di pertengahan (ragu-ragu)?
Melukiskan orang tak beriman dan kualitas mereka, tiga atau empat ayat dalam surat al-baqarah, berbicara tentang orang-orang yang tertutup pikirannya yang tidak akan mempertimbangkan hal ini. Mereka tak akan mau memikirkannya dan mereka tak mau diganggu logikanya.
Al-Baqarah juga membicarakan mereka yang "masa bodoh" dan acuh tak acuh. Merek atak mau mepertimbangkan soal kebenaran islam. Mereka juga tidak mau meluangkan waktu untuk mendalami kebenaran, lalu sebanyak 12 baris dari ayat 8 sampai ayat 20, tentang orang-orang yang berada dalam pertengahan (ragu-ragu). Didalamnya termasuk Prof. Dr Jeffrey Lang sendiri.
Prof. Dr Jeffrey Lang merupakan seorang peragu, karena itu dia menjadi seorang ateis. Tetapi menjadi seorang ateis, dirinya mempunyai keinginan untuk mendengar kebenaran. Dengan berkata Saya seorang ateis, tetapi saya bukan orang yang menolak secara sembarangan. Hanya saja keraguan saya ini yang belum terpuaskan secara logika.
Saya memang berada di pertengahan, itulah diri saya begitu ucapnya. Dia melihat dalam surat kedua terlihat secara ringkas tema-tema utama islam. Dari situ dirinya terpatri dengan apa yang menjadi pertanyaan dan keraguan selama ini. Pertanyaan tentang apakah tujuan hidup ini? Mengapa tuhan menciptakan mausia? Apakah Dia mencitakan kita untuk dihukum? Di jawab sudah di dalam al-Quran.
Dialog Malaikat Dalam Al-Quran
Pada ayat-ayat berikutnya dalam QS Al-Baqarah, pertanyaan-pertanyaan yang dulu selalu ada dalam pikiran Prof. Dr Jeffrey Lang akhirnya terjawab. Malaikat bertanya kepada Allah: "Mengapa Engkau menciptakan manusia?" Makhluk yang akan menciptakan penderitaan dan menumpahkan darah? Sementara kami selalu berbakti dan memuji-Mu." (QS. Al-Baqarah:30).
Apa reaksi Prof. Dr Jeffrey Lang ketika membaca itu? "Lho , itukan pertanyaan saya?", yakni "Mengapa Tuhan menciptakan manusia, kita ini, di muka bumi untuk menderita?" "Mengapa menciptakan makhluk bernama manusia yang mampu berbuat kesalahan? Dan menempatkan kita dalam keadaan dimana kita dapat mempraktekkan kecenderungan kita yang paling merusak? Mengapa Tuhan tidak menciptakan kita sebagai malaikat dan menempatkan kita di surga? Didalam kekuasaan-Mu?".
Itulah pertanyaan Prof. Dr Jeffrey Lang dari dulu. Pertanyaan itu sudah ia tanyakan kepada banyak pendeta, kepada para rabbi yahudi. Dia sudah bertanya kepada biarawan Budha. Dia juga sudah menanyakan pertanyaan tersebut kepada kaum Hindu. Dia juga sudah bertanya kepada pendeta tertinggi Krisna di kampus. Dia sudah banyak bertanya kepada banyak ahli agama, dan ternyata pertanyaan ada di situ.
Di dalam al-Quran Surat Al-Baqarah, pertanyaan yang sedari dulu berada di benak Prof. Dr Jeffrey Lang terdapat disana ditanyakan oleh para malaikat. Perlahan tapi pasti al-Quran menuturkan jawaban-jawaban melalui berbagai fase dan sudut pandang kehidupan. Pesan-pesan yang berkaitan, membawa kita kedalam desain-Nya. Jadi ketika Prof. Dr Jeffrey Lang membaca al-Quran, ia hanya terjaring. Ia merasa itu benar-benar ditulis secara sempurna untuk orang-orang yang tidak beriman.
Allah hanya menjawab: "Sesungguhnya Aku (Allah) mengetahui apa yang tidak kamu ketahui" Jawaban ini terkesan sederhana namun mengandung makna yang dalam. Dalam Alkitab, jawaban Tuhan atas pertanyaan malaikat disampaikan hukuman yang diberikan karena berbuat dosa. Penjelasan ini berbeda dengan Al-Quran. Al-Quran menjawab pertanyaan malaikat dengan memperlihatkan kemampuan manusia, pilihan moral, dan bimbingan ilahi.
Allah mengajarkan manusia (Adam) nama-nama benda. Ayat tersebut kemudian menunjukkan kemuliaan dan kemampuan manusia yang tidak diberikan kepada malaikat.
Bahkan pada ayat ke-39 Surat Al-Baqarah diterangkan, "Adapun orang-orang yang tidak beriman dan mendustakan ayat-ayak Kami, mereka adalah penghuni neraka dan mereka kekal didalamnya." Prof. Dr Jeffrey Lang merasa ayat tersebut makin kuat menyerang dirinya. Namun hal itulah yang membuat dirinya semakin percaya akan kebenaran al-Quran dan meyakini agama islam yang dibawah oleh Rasulullah SAW.
Pada awal tahun 1980-an Prof. Dr Jeffrey Lang mengikrarkan diri memeluk agama Islam. Dia mendapati sebuah ruangan kecil di basement sebuah gereja kecil dimana sejumlah mahasiswa muslim melakukan salat. Usai pergulatan panjang, dia memberanikan untuk mengunjungi tempat itu. Ditempat tersebutlah Prof. Dr Jeffrey Lang mengucapkan 2 kalimat Syahadat untuk pertama kalinya.
0 Response to "Prof. Dr Jeffrey Lang Masuk Islam Karena Pertanyaan Malaikat"
Post a Comment
Terima Kasih Sudah Berkunjung Kawan :
>>Silahkan Berkomentar sesuai dengan topik pembahasan
>>Jangan Lupa Follow juga Blognya, dan saya juga akan Follow kembali akun Blog Anda :